(Tantangan Menulis Hari Ke-145) Gengsi membuatku Hebat
Setelah salat Subuh biasanya yang dikejar kaum emak-emak pasti dapur. Pekerjaan rutin yang dilakukan untuk menyiapkan sarapan sambil diselingi pakerjaan lain. Tapi subuh ini tidak bagiku. Aku mendengar suara riuh di luar rumahku. Tetangga dekatku rupanya berniatan jogging. Aku pun langsung nongol karena kepo.
"Ibu..mau jogging ya?"tanyaku kepada Bu Encop.
"Iya Bu. Ikut yuk?"jawab Bu Encop.
"Mau Bu. Tunggu ya?"
Aku pun dengan gerak cepat mengganti pakaian dan menggunakan sepatu tanpa menggunakan kaos kaki karena malas mencarinya.
Aku tinggalkan rumah yang penghuni lainnya masih tertidur lelap dengan mimpi indahnya. Aku mengejar Bu Encop bersama rombongan anak dan cucu-cucunya yang sudah remaja.
"Ibu hayu...!" teriak Bu Encop dari kejauhan.
"Iya Bu. Tunggu!"jawabku.
Kami pun beriringan sambil diselingi obrolan ringan. Udara pagi yang sejuk menyelusup dibalik jaket tipisku. Segaaaarrr. Keringat mulai mengucur dibalik baju dan hijabku. Perjalanan yang naik turun dan berliku membuat nafasku sedikit ngos-ngosan. "Semoga nafas jelita ini masih kuat,"gumamku dalam hati.
Perjalanan kami ini berakhir di depan jalan raya besar. Aku melihat reaksi Bu Encop dan keluarganya yang sedang menanti angkutan umum menuju arah Puncak.
"Ibu mau kemana kita?"tanyaku.
"Kita mau ke rest area Gunung Mas Bu. Kita naik angkot saja ya. Kalau jalan capek," jawab Bu Encop.
Aku berpikir sejenak. Waah bisa lama nih urusannya kalau kesana. Sedangkan tugasku masih banyak di rumah. Aku belum menyiapkan sarapan buat keluargaku.
"Saya ga ikut ya Bu. Kasihan anak-anak dengan Bapaknya. Saya belum masak. Bapaknya mau pergi kerja kan?"
"Ohh begitu. Ya sudah. Ibu naik angkut aja. Hati-hati ya Bu," jawab Bu Encop.
"Iya Bu, makasih."
Aku pun berpura-pura ingin menyebrang jalan untuk naik angkut ke arah bawah. Tapi aku masih belum menyebrang. Aku perhatikan Bu Encop agar segera naik angkut. Setalah terlihat naik aku pun melanjutkan perjalanan.
Sambil berjalan aku berpikir dan berbicara sendiri. "Bagaimana caranya aku bisa naik angkut ya?. Seperak pun aku tidak membawa uang. Gawai aku pun ditinggal di rumah karena sedang dicharge. Waaah malang benar ini nasibku. Mau bilang aku ga bawa uang, aku ga enak. Mau pinjam gengsi. Yo weiss, aku harus jalan lagi nih. Semoga aku kuat."
Aku menyusuri jalanan sambil menikmati lalu lalang kendaraan yang semakin ramai. Setiap bertemu penjual bubur ayam air liurku keluar. "Enak ya makan bubur,"gumamku dalam hati.
Ingin rasanya aku singgah. Tapi semangkok bubur itu akan aku tukar dengan apa? Aku tidak punya uang seperak pun. Barang pun tak ada yang bisa aku jaminkan. Sedihnya.
Aku pun melanjutkan perjalanan dan tidak ingin berlama-lama merenung. Takutnya itu akan membuat perjalananku semakin lama.
Dari kejauhan aku sudah melihat titik sinar gang rumahku. Kupacu lebih cepat jalanku. Aku bahagia, karena bisa sampai juga dihabitatku. Bahagia itu semakin tercipta ketika sampai di rumah.
"Papih...mamah capek. Mamah jalan jauh tadi. Lewat kampung Babakan trus sampai di jalan raya besar, mamah jalan lagi. Bu Encopnya ke Gunung Emas. Mamah ga punya ongkos, akhirnya jalan..huhuhu."
"Ya ampun. Kenapa ga pinjam uang ke Bu Encop. Lumayan kan itu jauh Mah?"
"Bukan lumayan lagi pih. Jauh bangeet. Kira-kira berapa km ya Pih?"
"Itu sih lebih dari 10 km mah."
"Apa? Wah hebat dong. Berarti Mamah masih kuat jalan. Yes!"
Hahaha...suami dan anakku tertawa.
"Kenapa mamah ga ajak Kaka?"
"Ah Kaka, bobo terus. Tapi Mamah ga yakin kalau Kaka kuat."
"Iya. Kemarin aja yang dekat Kaka capek. Apalagi jauh begitu?"
Hehehe..alhamdulillah. Karena gengsi aku jadi hebat.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Udahku duga, baru baca sampai disuruh naik bus, saya sudah duga ni ngak ada uang ha ha ha. Mantap. Untung saja satu daratan, klu kayak saya nyebrang pulau2 kecil klu ngak bawa uang bgm ya..... berenang.... ngak bisa ha ha ha... judul bukunya Kepekso lagi nih...
iya Bunda..jd maluu...hahaha
Bunda edit emanf heba
makasih Bunda. hebatnya kepekso. hahaha
Wah jelita trnyta masih kuat
iya Bunda, alhamdulillah. itu karena gengsi. hahaha
Wow Keren, sukses untuk Ibu
terimakasih Pak. doa yang sama buat bapak
Wah.. Jelita luar biasa
kakak..malu aku
Luar biasa, bun. Keren. .
terimakasih Bunda
Wah luar biasa pagi hari sudah bisa jalan sekian kilo, hebat bunda edit
makasih Bunda. kepekso Bun. hahaha
Wah... Salut deh sama bunda bisa joging sejauh itu, mantap
kepekso Bun..hahaha
Wah... Salut deh sama bunda bisa joging sejauh itu, mantap
Wah..keren bu edit..joging paginya jadi kejauhan...mana lihat bubur ayam pengen...tapi. nggak bawa uang. Haha...Tapi sehat lho jelita...
iya Bunda..aamiin
Jadi tertarik tuk ikutin jejak bunda edit joging pagi, he..he..Tapi hrs bawa uang takut meroton 10 km gawat Bun he...he...
iya Bun..harus bawa ya. hahaha
Keren bu...
makasih Bunda..salam
Keren bun, kasihan bunda edit tak bawa duit kalo ketemu saya pasti saya traktir bun
mauuu dong..hehehe
Sehat karena terpaksa wkwkwk
iya Bunda..hahaha
Kepekso iki
iya Pak..hahaha
Mantap. ...
makasih Bunda
Luarbiasa... Kereen Bun...
Hebat banget bund
makasih Bunda
Hebat, bun. Aku joging 2 km aja udah ngos ngosan