Edit Kadila, S.Pd

Saya bukanlah orang yang pandai merangkai kata-kata. Tapi saya ingin merangkai kata dalam hidup saya agar saya bisa lebih banyak berarti buat orang lain dengan ...

Selengkapnya
Navigasi Web
(Tantangan Menulis Hari Ke-82) Tamu Berbadan Dua

(Tantangan Menulis Hari Ke-82) Tamu Berbadan Dua

Sudah tiga hari ini rumahku kedatangan tamu tak diundang. Dia datang di siang hari. Tamu tak diundang ini kondisinya sangat mengkhawatirkan. Sehingga membuat aku tak sanggup untuk mencegahnya. Terlihat dengan gontai dia berjalan masuk ke dalam rumahku. Dan ternyata, ya ampuun tubuhnya berbadan dua!.

Sebagai tuan rumah tentu saja aku harus menghormati tamu, apalagi tamu itu sedang berbadan dua. Akhirnya aku mempersilahkan dia masuk dan memberinya makan sepiring nasi serta sepotong ikan tongkol. Dengan lahapnya makanan itu dihabiskan tanpa rasa malu sedikitpun. Hehehe..mungkin dia sangat lapar.

Setelah itu dia terduduk kekenyangan. Perutnya yang besar mengundang aku ingin mengelusnya. Kasihan. Laki-laki mana yang menghamilimu? Dia tak menjawab. Hanya suara dengkur halusnya yang terdengar. Kupandangi wajahnya sambil sesekali aku mengelus perutnya yang besar dan lembut.

Hari pun beranjak petang dan sinar matahari sudah menyembunyikan dirinya. Tapi, aku lihat tamu itu tak mau beranjak pergi. Dia malah meminta makan lagi setelah bangun dari tidurnya.

Karena makanan di rumahku habis, terpaksa akhirnya aku meminta makanan ke tetangga sebelah. Duuh, betul-betul tamu tidak tahu diri ya! Tapi karena rasa kasihan, rasa kesalku jadi terkalahkan.

Hari semakin gelap, aku pun tak tega menyuruhnya pergi. Apalagi dengan perutnya yang membesar. Aku berpikir, bagaimana bila tiba-tiba dia lahiran di jalan?. Kemudian tidak ada yang menolongnya? Akhirnya, dengan rasa hiba aku pun mengizinkannya tinggal di rumah.

Kusiapkan tempat istirahatnya dengan beralaskan handuk yang tebal, agar jangan sampai dia kena angin malam yang jahat. Tamu berbadan dua itu pun menggosokkan kepalanya ke kakiku, sepertinya dia mengucapkan terimakasih. Aku pun membalasnya dengan mengusap tubuhnya yang halus. Aku berkata kepadanya, "Kamu tinggal disini saja ya?"

Dia pun seperti mengerti dan menjawab, "Meeeoong..."

Salam literasi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap bunda. Salam.

05 Apr
Balas

hihihi..ini mirip -mirip yg utulis tapi sayahapus bun karena melebihi 600 kata..akhirnya setelah revisi naskah saya yg masuk ke email bunda versi yang lain..untunglah tak sama..haha

05 Apr
Balas

Itu cerita kucingku yg sekarang Bunda. Kalau cerita yang dibuku Alana. Sdh mati Bunda..

05 Apr

Ini toh tamunyaSukaa

12 Apr
Balas

Kucing juga mahluk Tuhan ya Jeng Edit

05 Apr
Balas

Iya Bunda..jd ga tega

05 Apr

Amanah dari Allah Bund...

05 Apr
Balas

Iya betul Bunda

05 Apr

Wak kucing yg lucu. Pelihara dengan baik ya Uni

05 Apr
Balas

Insyaallah Pak..

05 Apr

Suka salut deh sama pecinta kucing.. smoga lahirannya lancar ya bunda, sehat n lucu2 debaynya..

05 Apr
Balas

Keren bunda,Mudah2an dia lahiran dengan lancar ya, Aamiin

06 Apr
Balas



search

New Post