(Tantangan Menulis Hari Ke-81) Suamiku jadi Marbot
Masjid adalah baitullah. Dia adalah rumah Allah. Tidak ada tempat yang lebih baik kecuai mesjid. Rasullullah bersabda:"Sebaik-baik tempat adalah mesjid, dan seburuk-buruknya tempat adalah pasar." (HR. At Thabarani dan Al Hakim).
Karena begitu mulianya mesjid, maka pekerjaan mengurus mesjid juga mulia. Seseorang yang bertanggung jawab mengurus keperluan mesjid terutama yang berhubungan dengan kebersihan lingkungan mesjid disebut marbot.
Sejak marbot mesjid di kampungku meninggal setahun lalu, tugas itu tidak ada yang menggantikan. Mesjid besar Ummul Quro tidak lagi terawat. Entah sudah beberapa kali ganti orang untuk mengurus mesjid itu. Alasan utamanya karena gaji yang diberikan sangatlah kecil.
Bagaimana tidak kecil, pendapatan uang koropak juga kecil? Sebab jamaah yang datang ke mesjid itu bisa dihitung dengan jari. Terkadang tiap waktu salat yang hadir hanya dua orang, paling banyak lima orang. Mesjid itu akan penuh pada hari-hari tertentu saja seperti salat Jumat dan salat Ied.
Mesjid di kampung kecilku cukup banyak. Hampir tiap ujung terdapat mesjid. Sedangkan posisi mesjid Ummul Quro di tengah-tengah. Nah, mungkin itulah yang menyebabkan jamaah mesjid Ummul Quro hanya sedikit.
Karena khawatir mesjid itu semakin tak terurus, akhirnya suamiku turun tangan. Inisiatif itu diambil karena kebetulan sekolah PAUD ku berada di madrasah mesjid itu. Akhirnya suamiku menjadi marbot. Suamiku akan membersihkan mesjid dikala telah menunaikan salat Subuh atau terkadang setelah salat Asar.
Awalnya ada rasa malu pada diriku punya suami marbot. Tapi karena mengurus rumah Allah itu pahalanya besar, akhirnya aku merelakan suamiku jadi marbot. Lagi pula itu tugas selingan saja buatnya. Karena suamiku punya tugas pokok menjaga warung sembako.
Banyak hikmah yang didapatkan sejak suamiku jadi marbot. Kini suamiku jadi rajin salat ke mesjid dan jadi muazin pula. Setiap malam Jumat mesjid itu jadi ramai dengan senandung shalawatan, walau pun jamaahnya tetap tidak bertambah.
Semoga apa yang dilakukan suamiku menjadi ladang pahala. Aamiin Ya Allah Ya Robbal Alamin...
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semoga menjadi amal ibadah yang tidak ternilai, Bu
Aamiin Ya Allah. Terimakasih Bunda
Masyaallah, pekerjaan mulia, barakallah untuk Mbak Edit sekeluarga, aamiin Yaa Mujib.
Aamiin..terimakasih Bunda
Subhanallah, barakallah Bunda. Aamiin....
Aamiin Ya Allah
Keren mbak edit..pekerjaan mulia .
Aamiin..terimakasih Bun
Aamiin...Barakallah..
Aamiin. Terimakasih bunda
Amin
Subhanallah
Terimakasih Pak sdh singgah
Barokallah bunda. Semoga si bapak selalu diberikan kesehatan, sehingga mesjid umum quro tetap terawat. Aamiin
Aamiin Ya Allah. Terimakasih doanya Bu
baarokalloooh...
Aamiin. Hatur nuhun Pak
Semoga menjadi ladang amal dan barakallah buat suaminya. Aamiin
Aamiin. Hatur nuhun bunda
Subhanallah, amal yg mulia. Semoga barokah.
Masyaallah tidak semua orang dapat hidayah seperti dindaa dan suami...orang yang beruntung dunia dan akhirat..
Beruntungnya dapat hidayah..hanya buat orang orang terpilih..Masyaallah
Aamiin Ya Rabbal 'Alamiin
Terimakasih sdh mampir. Salam
Subhanallah..di tengah situasi genting seperti ini, suami Ibu jadi marbot sejati. Barakallah..
Aamiin..terimakasih Bunda