Edit Kadila, S.Pd

Saya bukanlah orang yang pandai merangkai kata-kata. Tapi saya ingin merangkai kata dalam hidup saya agar saya bisa lebih banyak berarti buat orang lain dengan ...

Selengkapnya
Navigasi Web
(Tantangan Menulis Hari Ke-78) Srikandi Tiga Dimensi (Part 4)

(Tantangan Menulis Hari Ke-78) Srikandi Tiga Dimensi (Part 4)

Teeett...teeetttt....teeettt...teeett

Bel pulang sekolah berbunyi. Anak-anak berhamburan dari kelasnya masing-masing. Termasuk juga kelasku 10 IPA 2. Tapi aku masih enggan untuk pulang. Surat izin untuk orang tua masih saja menjadi beban pikiranku.

"Kamu melamun lagi Silva. Yuk kita pulang. Sudah, tenang saja. Besok pagi aku main ke rumahmu ya? Kebetulan besok kan hari Minggu. Kamu siapkan rujakan lagi ya?"

Asri yang doyannya makan rujakan selalu minta dibuatkan bila main ke rumahku. Kebetulan di halaman depan terdapat pohon mangga Golek yang sedang berbuah lebat.

"Iya...boleh. Tapi kamu bantu aku bicara dengan orang tuaku ya?"

"Oke, tenang saja. Pokoknya aku akan rayu orang tuamu sampai klepek-klepek deh. Hahahaha...."

Asri tertawa lepas sampai-sampai tubuhnya yang montok ikut bergerak. Aku jadi ikut tertawa melihat tingkahnya itu. Aku cubit pipi bakpaunya yang putih.

"Aduh. Sakit Silva!"

Asri meringis sambil memegangi pipinya yang memerah.

"Hehehe..maaf ya Teman. Habis kamu bikin aku gemes."

Silva memeluk sahabatnya yang montok ini.

"Kita pulang yuk. Liat tuh sudah mendung."

Kami pun meninggalkan sekolah dengan menggunakan motor Asri. Asri kebetulan dari orang tua yang berada, makanya dia difasilitasi motor oleh ayahnya. Terkadang Asri suka menjemput dan mengantarkanku. Kebetulan rumah kami satu arah.

***

"Assalaamualaikum. Ummi ada dimana?"

"Waalaikumsalam. Ummi di dapur Silva."

Silva menghampiri arah datangnya suara. Dilihatnya Ummi yang sedang asyik memasak. Perempuan itu kini tidak segalak dulu lagi. Tak ada lagi cubitan yang mendarat di paha dan pangkal lengannya. Begitu pula dengan Ayah. Mungkin karena aku sudah menjadi gadis remaja yang cantik. Hehehe geer.

"Ummi.."

Aku peluk Ummi dari belakang dan mencium pipinya.

"Anak Ummi. Capek ya."

"Capek banget Ummi, dan lapar. Hehehe. Ummi masak apa hari ini."

Aku pun mulai kepo dan membuka tudung saji di atas meja makan. Ketika aku akan mencomot sepotong goreng ayam Ummi berteriak.

"Silva...!"

(Bersambung)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bikin penasaran

01 Apr
Balas

Hehe..tunggu lanjutannya ya..

01 Apr

Keren bunda

01 Apr
Balas

Terimakasih Bunda..

01 Apr

Pasti belum cuci tangan tuh he he Sukses Jeng Edit

01 Apr
Balas

Aamiin..kita lihat besok ya..

01 Apr

Pasti belum cuci tangan tuh he he Sukses Jeng Edit

01 Apr
Balas

Mantul

01 Apr
Balas

Terimakasih Bunda

01 Apr

Keren bunda

01 Apr
Balas

Terimakasih Bu..

01 Apr

Wow keren Bu

01 Apr
Balas

Penasaran, ditunggu sambungannya

01 Apr
Balas

Siap Bunda..

01 Apr

Siap Bunda..

01 Apr

Bersambung terus ntar jadi satu buku bun. Keren. Sukses dan sehat selalu. Barakallah

01 Apr
Balas

Iya Bunda..aamiin. terimakasih sudah singgah

01 Apr



search

New Post