(Tantangan Hari Ke-74) Srikandi Tiga Dimensi (Part 2)
"Silva, sini kamu!"
Seseorang berteriak dari kejauhan sambil melambaikan tangan. Aku langsung menoleh. Ya ampuun..itu kan Pak Dedi. Waka kesiswaan yang terkenal killer. Aku segera menghampiri guru killer itu.
"Iya Pak. Ada apa ya?"
Aku berusaha tersenyum. Padahal denyut jantungku berirama tak menentu. Aku tidak mengerti kenapa Pak Dedi begitu marah padaku.
"Kamu malah senyum-senyum. Masuk!"
Aku masuk ke ruangan Konseling yang ditunjuk Pak Dedi. Ternyata di dalam sudah ada dua temanku Asri dan Haris. Mereka menatapku dengan penuh ketakutan. Aku jadi tambah bingung.
"Silva, coba jelaskan kenapa kamu kabur kemarin pada saat jam latihan pramuka. Dan yang hebatnya, kamu mengajak satu kelasmu kabur. Seharusnya kamu sebagai ketua kelas berikan contoh yang baik. Kok ini malah mengajak yang tidak baik?"
Bu Rina bertanya dengan suaranya yang lembut. Beliau adalah guru BK yang terkenal ramah dan lembuuut seperti kapas. Tatapan matanya yang teduh membuat aku tak berdaya untuk tidak jujur kepadanya.
"Maaf Bu. Jujur saja saya bete. Soalnya Kakak Pembinanya ga cool."
"Maksudnya?"
"Iya Bu. Saya bosan. Latihannya tidak menarik. Setiap hari mencatat terus. Saya kan ingin yang sedikit menantang Bu. Seperti uji nyali begitu Bu. Hehehe..."
Bu Rina tersenyum mendengar ungkapan anak yang tomboy ini.
"Oke. Nanti Ibu akan sampaikan kepada Kakak pembinanya. Tapi kamu janji ya tidak boleh kabur-kabur lagi. Apalagi sampai mengajak teman satu kelas."
"Iya siap Bu. Saya janji."
"Tapi kamu dengan teman-teman kelasmu tetap dapat hukuman dari Ibu. Kalian bersihkan lingkungan sekolah. Sebelum bersih kalian tidak boleh pulang. Mengerti?"
"Iya Bu mengerti. Saya mohon maaf ya Bu sudah melakukan kesalahan."
"Ya sudah, kalian semua kembali ke kelas."
Kami pun berlalu dari hadapan Bu Rina sambil mencium tangannya. Pak Dedi yang sejak tadi duduk di pojokan memandang kami sambil geleng-geleng kepala. Kami pun menghampirinya.
"Bapak maafin kami ya?"
"Iya. Lain kali jangan diulangi lagi ya?
Aku melihat Pak Dedi tersenyum.
"Iya Pak. Boleh jujur ga Pak. Bapak ganteng deh kalau tersenyum begitu."
Pak Dedi terlihat salah tingkah dengan pujianku. Hahaha..Pak Dedi Pak Dedi.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Hhkm, Pak Dedi yang ganteng. Jangan pemarah nanti gantengnya hilang.
Iya Bunda...marah bikin tua loh. Hahaha
Kereen...
Terimakasih Bu
Keren ceritanya Bunda
Terimakasih Bunda
Siswanya berani goda guru ganteng ya bu
Iya..siswa zaman now..hahaha
Oce
Terimakasih Bunda
Terimakasih Bunda
Rancak Bana, UN
Terimakasih Pak
Gaya penceritaannya enak untuk dibaca, keren bunda...
Terimakasih Bunda
Waduh Silva, Silva
Hehehe..iya Bunda. Silva nakal